LEMBAR PENGESAHAN
Proposal
karya tulis ilmiah yang berjudul “Dampak Pemanasan Global Terhadap
Ekosisitem di Kutub Utara” ini diajukan sebagai tugas penulisan karya
ilmiah dan telah disahkan pada :
hari, tanggal :
tempat : SMK Negeri 2 Depok Sleman
Sleman, 27 November 2014
|
|
Menyetujui,
|
Pembimbing,
Sri
Wahyuni Pujiastuti, S.Pd.
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan segala rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita, sehingga kita masih tetap dalam naungan dan lindungan-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan proposal ini.
Kurangnya pengetahuan masyarakat luas mengenai pengaruh
pemanasan global terhadap ekosistem dunia khususnya di daerah Kutub Utara telah mendorong saya
untuk mengangkat fenomena tersebut sebagai bahan penulisan proposal. Saya
bertujuan ingin memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai mengenai pengaruh
pemanasan global terhadap ekosistem dunia khususnya di daerah Kutub
Utara
Pada kesempatan ini tak lupa saya mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Sri Wahyuni Pujiastuti, S.Pd.
selaku Guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 2 Depok Sleman dan pihak-pihak yang
telah membantu saya dalam penyusunan proposal karya ilmiah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini
masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun
sangat saya harapkan demi kesempurnaan proposal ini.
Sleman, 27
November 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang......................................................................................................... 1
B.
Identifikasi Masalah................................................................................................ 3
C.
Pembatasan Masalah............................................................................................... 3
D.
Rumusan Masalah................................................................................................... 3
E.
Tujuan Penelitian.................................................................................................... 4
F.
Manfaat Penelitian.................................................................................................. 4
BAB II KAJIAN TEORI
A.
Pengertian Ekosistem............................................................................................. 5
B.
Komponen Ekosistem Kutub Utara....................................................................... 6
C.
Pengertian Pemanasan Global............................................................................... 7
D.
Penyebab Pemanasan Global................................................................................. 8
E.
Dampak Pemanasan Global di Kutub Utara.......................................................... 11
F.
Upaya Mengatasi Pemanasan Global.................................................................... 12
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat Penelitian............................................................................... 14
B.
Metode Pengumpulan Data................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA
PROPOSAL
KARYA ILMIAH
DAMPAK
PEMANASAN GLOBAL TERHADAP EKOSISTEM
DI
KUTUB UTARA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bumi adalah salah satu
planet dalam sistem tata surya, berbentuk bulat dengan pusat magnet berada
dikedua sumbu. Sumbu bumi masing-masing terletak didua kutub bumi, yaitu kutub
utara dan kutub selatan. Kedua kutub tersebut memiliki peran yang sangat
penting dan sangat identic dengan salju abadi. Hal itu disebabkan karena letak
kedua kutub tersebut yang memang sangat jarang tersentuh cahaya matahari.
Berbeda dengan daerah yang terletak tepat digaris khatulistiwa, dimana cahaya
matahari selalu terpancar disana.
Kutub utara adalah titik
dari bola bumi yang berada paling atas atau utara. Kutub utara adalah
satu-satunya titik dibumi yang dilintasi oleh garis lintang 90o LU.
Permukaan kutub utara sebagian besar terdiri dari air samudra artik yang
membeku. Diantara lima samudra yang ada dibumi, samudra artik merupakan samudra
yang memiliki luas terkecil dan kedalaman air yang paling dangkal. Iklim pada
daerah kutub utara ini adalah iklim kutub. Disini musim dingin akan berlangsung
sangat lama, cuaca panas dengan suhu yang sejuk berlangsung sangat singkat.
Daerah kutub dihuni oleh
masyarakat suku eskimo. Di lingkaran Artik terdapat beberapa kota berpenduduk
seperti Barrow di Alaska, Tromso, Norwegia, serta Muraman dan Salekhaard,
Russia. Kutub utara memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan dengan kutub
selatan. Hal ini menyebabkan lebih
banyak ekosistem yang berada di kutub utara dibandingkan dengan kutub selatan.
Isu pemanasan global atau
sering disebut global warming telah merebak di kalangan masyarakat sejak kurang
lebih 50 tahun lalu. Para ilmuwan berargumentasi bahwa apabila kondisi ini
terus berlangsung, maka dapat diprediksi beberapa puluh tahun lagi kita tidak
akan mengenal planet bumi ini sama dengan bumi yang kita huni sekarang.
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata peningkatan
kadar CO2 dalam udaralah yang memicu munculnya peristiwa
pemanasan global. Hal ini diklaim sudah terjadi semenjak revolusi industri
merebak di Inggris pada abad 18, yang diawali dengan penemuan
mesin uap oleh James Watt. Pada waktu itu, pembakaran batu bara sebagai sumber
energi mesin uap ternyata juga melepaskan gas CO2 yang sangat
banyak ke udara bebas. Bahkan sampai saat ini pelepasan kadar CO2 di
udara bebas semakin meningkat meskipun telah banyak upaya untuk mengurangi
kadar CO2 diudara.
B. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah diatas, permasalahan yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.
Peningkatan
kadar CO2 dapat merusak lingkungan
2.
Pemanasan
global dapat mengganggu keseimbangan lingkungan
3.
Terganggunya
ekosistem di daerah Kutub Utara
4.
Pengaruh
pemanasan global terhadap ekosistem di Kutub Utara
5.
Upaya untuk
mengatasi pemanasan global
C. Pembatasan
Masalah
Dari
diidentifikasi masalah yang terpapar di atas diperoleh gambaran dimensi
permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari adanya keterbatasan waktu dan
kemampuan, maka saya perlu memberi batasan masalah secara jelas dan terfokus.
Selanjutnya masalah yang menjadi objek penelitian dibatasi hanya pada analisis pengaruh
pemanasan global terhadap ekosistem di Kutub Utara dan upaya untuk
mengatasinya.
D. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang telah dikemukakan, beberapa masalah yang mendasari pembuatan karya ilmiah
ini antara lain :
1.
Bagaimana
pengaruh yang ditimbulkan oleh pemanasan global terhadap ekosistem di daerah Kutub
Utara?
2.
Apa upaya yang
dapat dilakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global?
E.
Tujuan Penelitian
Penulisan karya ilmiah ini
bertujuan supaya dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, secara spesifik tujuan
dari penyusunan karya ilmiah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui
pengaruh yang ditimbulkan oleh pemanasan global terhadap ekosistem didaerah
kutub utara.
2.
Untuk
mengetahui upaya-upaya mengatasi pemanasan global.
F.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi siswa :
a.
Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan alam
khususnya dalam bidang biologi dan geografi.
b. Dapat mengetahui apa penyebab dan pengaruh pemanasan
global terhadap ekosisem di kutub utara.
c. Dapat berpartisipasi utuk mengurangi pemanasan
global.
2.
Manfaat bagi masyarakat :
a. Dapat mendukung upaya mengurangi pemanasan global
khususnya di kutub utara.
b. Dapat berpartisipai aktif
dalam upaya mengurangi dampak pemanasan global.
BAB II
KAJIAN TEORI
1.
Pengertian
Ekosistem
Ekosistem ialah setiap unsur yang berada di suatu daerah tertentu yang
berhubungan dan saling mempengaruhi lingkungan fisik sehingga terjadilah aliran
energy dan mater yang terjadi di dalam suatu system. Suatu ekosistem mempunyai
ciri sebagai berikut :
o Memiliki sumber energy yang konstan, umumnya cahaya matahari atau panas
bumi.
o Populasi makhluk hidup mampu menyimpan energy dalam bentuk materi
organic.
o Terdapat daur materi yang berkesinambungan antara populasi dan
lingkungannya.
o Terdapat aliran energy dari satu tingkat ketingkat lainnya
Sehingga dapat dikatakan bahwa daerah Kutub Utara juga terdapat
ekosistem, karena di daerah Kutub Utara memenuhi ciri-ciri dari ekosistem yang
telah dipaparkan diatas.
2. Komponen Ekosistem Kutub Utara
Komponen-komponen pembentuk
ekosistem di Kutub Utara adalah :
1.
Komponen hidup (biotik)
Komponen biotik merupakan bagian
hidup dari lingkungan, termasuk seluruh populasi yang berinteraksi dengannya.
Komponen biotik dapat dibagi berdasarkan fisiknya, yaitu :
a.
Produsen, yaitu semua makhluk hidup yang
dapat membuat makanannya sendiri, seperti
tanaman berklorofil dan ikan.
b.
Konsumen, yaitu semua makhluk hidup yang
bergantung pada produsen sebagai sumber energinya. Berdasarkan jenis
makanannya, konsumen di daerah Kutub Utara dibagi menjadi :
o
Herbivore (pemakan tumbuhan), contohnya
rusa caribou, musk ox (lembu musk), marmot lemming, kelinci arktik, dll.
o
Karnivora (pemakan hewan), contohnya
beruang kutub, anjing laut putih, cerpelai, walrus, dll.
o
Omnivore (pemakan tumbuhan dan hewan),
contohnya masyarakat suku eskimo, burung hantu salju, dll.
c.
Decomposer (pengurai), yaitu semua
makhluk hidup yang memperoleh nutrisi dengan cara menguraikan senyawa-senyawa
organic yang berasal dari makhluk hidup yang telah mati.
2.
Komponen tak hidup (abiotik)
Komponen
abiotik merupakan semua bagian tak hidup dari ekosistem. Peranan kompponen abiotik
untuk makhluk hidup adalah sebagai berikut :
a.
Kemampuan organisme untuk hidup dan
berkembang biak bergantung pada beberapa faktor fisika dan kimia lingkungannya.
b.
Sebagai faktor pembatas, faktor yang
membatasi kehidupan organisme. Contohnya adalah kurangnya intensitas cahaya
matahari, sehingga tidak semua makhluk hidup dapat hidup di Kutub Utara.
Komponen
abiotik di ekosistem daerah Kutub Utara diantaranya :
a.
Padat (es dan kayu)
b.
Cair (air dan mineral)
c.
Gas (cahaya matahari, suhu, dan oksigen)
3.
Pengertian Pemanasan Global
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama
seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global
sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca akibat aktivitas
manusia" melalui efek
rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan
ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih
terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa
kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan
menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut,
meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.
Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian,
hilangnya gletser, dan punahnya berbagai
jenis hewan.
4.
Penyebab Pemanasan Global
1. Efek rumah
kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari matahari.
Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya
tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari
cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan
Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya.
Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer Bumi akibat menumpuknya jumlah gas
rumah kaca antara lain uap air, karbon
dioksida, sulfur
dioksida dan metanayang menjadi
perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan
tersimpan di permukaan
Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas
dalam rumah kaca.
Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak
panas yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada
di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu
rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas
33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca
suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi.
Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer,
akan mengakibatkan pemanasan global.
2.
Efek umpan balik
Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh
adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan
akibat bertambahnya gas-gas
rumah kaca seperti CO2,
pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke
atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas
rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di
udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah
kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut diudara, kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak
menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara
perlahan-lahan karena CO2 memiliki
usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat
ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan
meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar
matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga
meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan
atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe
dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam
model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan
jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga
500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan
balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap
air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan
dalam Laporan Pandangan IPCC ke empat.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya
kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh
es. Ketika suhu global meningkat,
es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus
meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di
bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan
cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap
lebih banyak radiasi matahari. Hal
ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair,
menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang
berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas
CH4 yang juga
menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga
akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat
nutrien pada zona mesopelagicsehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada
fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
5. Dampak
Pemanasan Global di Kutub Utara
1.
Iklim mulai tidak stabil
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan
global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi utara (Northern Hemisphere) akan
memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya gunung-gunung
es akan mencair dan daratan
akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut.
Daerah-daerah yang sebelumnya merupakan gletser, mungkin tidak akan
mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi
salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan
lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim
dingin dan malam hari akan
cenderung untuk meningkat.
2. Gangguan
ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit
menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai
manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub
atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari
daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan
tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies
yang hidup di daerah kutub utara mungkin tidak mampu lagi bertahan karena
habitatnya terlalu hangat. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan
ekosistem dan pergeseran rantai-rantai makanan yang akan berdampak pada
punahnya spesies-spesies di Kutub Utara.
6. Upaya Mengatasi
Pemanasan Global
1. Cara mengatasi
dengan melakukan pencegahan
a.
Mengawasi
penebangan hutan
Hutan yang
ditumbuhi dengan pepohonan yang lebat dan tinggi akan memberikan banyak manfaat
untuk kita, seperti terhindar dari bencana banjir dan terjadinya erosi. Selain
itu, pohon adalah makhluk yang berperan penting dalam memberikan supply oksigen
bagi manusia dan hewan. Jika pohon ditebang, maka kadar CO2 atau
karbondioksida akan lebih mendominasi udara kita dibandingkan dengan oksigen O2.
Jika itu terjadi, maka peningkatan suhu bumi akan terjadi sangat cepat. Untuk
itu perlu dibentuk lembaga yang khusus mengawasi penebangan pohon agar bisa
meminimalisir penebangan liar.
b.
Menanam pohon
Saat ini peran
pemerintah dan lembaga lingkungan perlu menggalakkan kegiatan menanam pohon
untuk kebaikan bumi kita beberapa puluh tahun kedepan. Karena proses penanaman
pohon ini tidak akan langsung terasa manfaatnya dalam beberapa tahun kedepan.
2.
Cara mengatasi dengan merubah kebiasaan
a.
Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor
Kebiasaan menggunakan kendaraan
bermotor ternyata memberikan dampak negatif terhadap alam khususnya udara.
Kendaraan bermotor mengeluarkan polusi sebagai output dari bahan bakar mesin.
Polusi ini berupa CO2 yang berpeluang menjadikan suhu bumi semakin
panas. Apabila pengunaannya semakin sedikit maka semakin kecil peluang
terjadinya pemanasan global.
b.
Mengurang penggunaan lampu disiang hari
Lampu yang dinyalakan apalagi pada
siang hari akan membuat panas bumi semakin meningkat. Memang cukup sepele,
tetapi jika seluruh panas lampu dikumpulkan dari setiap penduduk bumi, maka
semakin banyak panas yang dapat mengakibatkan meningkatnya pemanasan global.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Waktu
Penelitian
Penelitian
ini akan dilakukan dengan tahap persiapan, studi pustaka, dan penyusunan
laporan. Penelitian ini memerlukan waktu selama 2 minggu dimulai dari tanggal
22 Desember 2014 – 4 Januari 2015.
B.
METODE PENGUMPULAN DATA
Metode penelitian yang
digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah :
1. Studi pustaka mengenai ekosistem dan dampak-dampak
yang ditimbulkan oleh pemanasan global.
2. Literature, yaitu pencarian informasi lain dari
internet mengenai kehidupan di Kutub Utara.
C.
DAFTAR PUSTAKA