Friday, February 27, 2015

Proposal Karya Tulis Ilmiah

          LEMBAR PENGESAHAN

Proposal karya tulis ilmiah yang berjudul "Dampak Pemanasan Global Terhadap Ekosistem di Kutub Utara" ini diajukan sebagai tugas penulisan karya ilmiah dan telah disahkan pada
hari, tanggal                :
tempat                         : SMK Negeri 2 Depok Sleman

Sleman, 27 November 2014

Menyetujui,
Pembimbing,


Sri Wahyuni Pujiastuti, S.Pd.






KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan segala rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita masih tetap dalam naungan dan lindungan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal ini.
Kurangnya pengetahuan masyarakat luas mengenai pengaruh pemanasan global terhadap ekosistem dunia khususnya di daerah Kutub Utara telah mendorong saya untuk mengangkat fenomena tersebut sebagai bahan penulisan proposal. Saya bertujuan ingin memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai mengenai pengaruh pemanasan global terhadap ekosistem dunia khususnya di daerah Kutub Utara
Pada kesempatan ini tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Wahyuni Pujiastuti, S.Pd. selaku Guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 2 Depok Sleman dan pihak-pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan proposal karya ilmiah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan proposal ini.

                                                                                    Sleman, 27 November 2014
Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang......................................................................................................... 1
B.     Identifikasi Masalah................................................................................................ 3
C.     Pembatasan Masalah............................................................................................... 3
D.    Rumusan Masalah................................................................................................... 3
E.     Tujuan Penelitian.................................................................................................... 4
F.      Manfaat Penelitian.................................................................................................. 4

BAB II KAJIAN TEORI
A.    Pengertian Ekosistem............................................................................................. 5
B.     Komponen Ekosistem Kutub Utara....................................................................... 6
C.     Pengertian Pemanasan Global............................................................................... 7
D.    Penyebab Pemanasan Global................................................................................. 8
E.     Dampak Pemanasan Global di Kutub Utara.......................................................... 11
F.      Upaya Mengatasi Pemanasan Global.................................................................... 12




BAB III METODE PENELITIAN
A.    Waktu dan Tempat Penelitian............................................................................... 14
B.     Metode Pengumpulan Data................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA



PROPOSAL KARYA ILMIAH
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP EKOSISTEM
DI KUTUB UTARA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bumi adalah salah satu planet dalam sistem tata surya, berbentuk bulat dengan pusat magnet berada dikedua sumbu. Sumbu bumi masing-masing terletak didua kutub bumi, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Kedua kutub tersebut memiliki peran yang sangat penting dan sangat identic dengan salju abadi. Hal itu disebabkan karena letak kedua kutub tersebut yang memang sangat jarang tersentuh cahaya matahari. Berbeda dengan daerah yang terletak tepat digaris khatulistiwa, dimana cahaya matahari selalu terpancar disana.
Kutub utara adalah titik dari bola bumi yang berada paling atas atau utara. Kutub utara adalah satu-satunya titik dibumi yang dilintasi oleh garis lintang 90o LU. Permukaan kutub utara sebagian besar terdiri dari air samudra artik yang membeku. Diantara lima samudra yang ada dibumi, samudra artik merupakan samudra yang memiliki luas terkecil dan kedalaman air yang paling dangkal. Iklim pada daerah kutub utara ini adalah iklim kutub. Disini musim dingin akan berlangsung sangat lama, cuaca panas dengan suhu yang sejuk berlangsung sangat singkat.
Daerah kutub dihuni oleh masyarakat suku eskimo. Di lingkaran Artik terdapat beberapa kota berpenduduk seperti Barrow di Alaska, Tromso, Norwegia, serta Muraman dan Salekhaard, Russia. Kutub utara memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan dengan kutub selatan. Hal ini menyebabkan  lebih banyak ekosistem yang berada di kutub utara dibandingkan dengan kutub selatan.
Isu pemanasan global atau sering disebut global warming telah merebak di kalangan masyarakat sejak kurang lebih 50 tahun lalu. Para ilmuwan berargumentasi bahwa apabila kondisi ini terus berlangsung, maka dapat diprediksi beberapa puluh tahun lagi kita tidak akan mengenal planet bumi ini sama dengan bumi yang kita huni sekarang.
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata peningkatan kadar CO2 dalam udaralah yang memicu munculnya peristiwa pemanasan global. Hal ini diklaim sudah terjadi semenjak revolusi industri merebak di Inggris              pada abad 18, yang diawali dengan penemuan mesin uap oleh James Watt. Pada waktu itu, pembakaran batu bara sebagai sumber energi mesin uap ternyata juga melepaskan gas CO2 yang sangat banyak ke udara bebas. Bahkan sampai saat ini pelepasan kadar CO2 di udara bebas semakin meningkat meskipun telah banyak upaya untuk mengurangi kadar CO2 diudara.

B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.     Peningkatan kadar CO2 dapat merusak lingkungan
2.     Pemanasan global dapat mengganggu keseimbangan lingkungan
3.     Terganggunya ekosistem di daerah Kutub Utara
4.     Pengaruh pemanasan global terhadap ekosistem di Kutub Utara
5.     Upaya untuk mengatasi pemanasan global

C.    Pembatasan Masalah
Dari diidentifikasi masalah yang terpapar di atas diperoleh gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka saya perlu memberi batasan masalah secara jelas dan terfokus. Selanjutnya masalah yang menjadi objek penelitian dibatasi hanya pada analisis pengaruh pemanasan global terhadap ekosistem di Kutub Utara dan upaya untuk mengatasinya.

D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, beberapa masalah yang mendasari pembuatan karya ilmiah ini antara lain :
1.      Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh pemanasan global terhadap ekosistem di daerah Kutub Utara?
2.      Apa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global?
E.     Tujuan Penelitian
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan supaya dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, secara spesifik tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh pemanasan global terhadap ekosistem didaerah kutub utara.
2.      Untuk mengetahui upaya-upaya mengatasi pemanasan global.

F.     Manfaat Penelitian
1.      Manfaat bagi siswa     :
a.       Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan alam khususnya dalam bidang biologi dan geografi.
b.      Dapat mengetahui apa penyebab dan pengaruh pemanasan global terhadap ekosisem di kutub utara.
c.       Dapat berpartisipasi utuk mengurangi pemanasan global.

2.      Manfaat bagi masyarakat         :
a.       Dapat mendukung upaya mengurangi pemanasan global khususnya di kutub utara.
b.      Dapat berpartisipai aktif dalam upaya mengurangi dampak pemanasan global.


BAB II
KAJIAN TEORI

1.      Pengertian Ekosistem

Ekosistem ialah setiap unsur yang berada di suatu daerah tertentu yang berhubungan dan saling mempengaruhi lingkungan fisik sehingga terjadilah aliran energy dan mater yang terjadi di dalam suatu system. Suatu ekosistem mempunyai ciri sebagai berikut :

o Memiliki sumber energy yang konstan, umumnya cahaya matahari atau panas bumi.

o Populasi makhluk hidup mampu menyimpan energy dalam bentuk materi organic.

o Terdapat daur materi yang berkesinambungan antara populasi dan lingkungannya.

o Terdapat aliran energy dari satu tingkat ketingkat lainnya

Sehingga dapat dikatakan bahwa daerah Kutub Utara juga terdapat ekosistem, karena di daerah Kutub Utara memenuhi ciri-ciri dari ekosistem yang telah dipaparkan diatas.




2.      Komponen Ekosistem Kutub Utara
Komponen-komponen pembentuk ekosistem di Kutub Utara adalah :
1.      Komponen hidup (biotik)
Komponen biotik merupakan bagian hidup dari lingkungan, termasuk seluruh populasi yang berinteraksi dengannya. Komponen biotik dapat dibagi berdasarkan fisiknya, yaitu :
a.       Produsen, yaitu semua makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri, seperti  tanaman berklorofil dan ikan.
b.      Konsumen, yaitu semua makhluk hidup yang bergantung pada produsen sebagai sumber energinya. Berdasarkan jenis makanannya, konsumen di daerah Kutub Utara dibagi   menjadi :
o   Herbivore (pemakan tumbuhan), contohnya rusa caribou, musk ox (lembu musk), marmot lemming, kelinci arktik, dll.
o   Karnivora (pemakan hewan), contohnya beruang kutub, anjing laut putih, cerpelai, walrus, dll.
o   Omnivore (pemakan tumbuhan dan hewan), contohnya masyarakat suku eskimo, burung hantu salju, dll.
c.       Decomposer (pengurai), yaitu semua makhluk hidup yang memperoleh nutrisi dengan cara menguraikan senyawa-senyawa organic yang berasal dari makhluk hidup yang telah mati.
2.      Komponen tak hidup (abiotik)
Komponen abiotik merupakan semua bagian tak hidup dari ekosistem. Peranan kompponen abiotik untuk makhluk hidup adalah sebagai berikut :
a.       Kemampuan organisme untuk hidup dan berkembang biak bergantung pada beberapa faktor fisika dan kimia lingkungannya.
b.      Sebagai faktor pembatas, faktor yang membatasi kehidupan organisme. Contohnya adalah kurangnya intensitas cahaya matahari, sehingga tidak semua makhluk hidup dapat hidup di Kutub Utara.
Komponen abiotik di ekosistem daerah Kutub Utara diantaranya :
a.       Padat (es dan kayu)
b.      Cair (air dan mineral)
c.       Gas (cahaya matahari, suhu, dan oksigen)

3.      Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global (Inggris: global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C   (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

4.      Penyebab Pemanasan Global

1.      Efek rumah kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer Bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metanayang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

2.      Efek umpan balik

Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut diudara, kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke empat.

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.

Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagicsehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

 

5.      Dampak Pemanasan Global di Kutub Utara

1.      Iklim mulai tidak stabil

Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya merupakan gletser, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.



2.      Gangguan ekologis

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang hidup di daerah kutub utara mungkin tidak mampu lagi bertahan karena habitatnya terlalu hangat. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem dan pergeseran rantai-rantai makanan yang akan berdampak pada punahnya spesies-spesies di Kutub Utara.


6.       Upaya Mengatasi Pemanasan Global
1.       Cara mengatasi dengan melakukan pencegahan
a.       Mengawasi penebangan hutan
Hutan yang ditumbuhi dengan pepohonan yang lebat dan tinggi akan memberikan banyak manfaat untuk kita, seperti terhindar dari bencana banjir dan terjadinya erosi. Selain itu, pohon adalah makhluk yang berperan penting dalam memberikan supply oksigen bagi manusia dan hewan. Jika pohon ditebang, maka kadar CO2 atau karbondioksida akan lebih mendominasi udara kita dibandingkan dengan oksigen O2. Jika itu terjadi, maka peningkatan suhu bumi akan terjadi sangat cepat. Untuk itu perlu dibentuk lembaga yang khusus mengawasi penebangan pohon agar bisa meminimalisir penebangan liar.
b.       Menanam pohon
Saat ini peran pemerintah dan lembaga lingkungan perlu menggalakkan kegiatan menanam pohon untuk kebaikan bumi kita beberapa puluh tahun kedepan. Karena proses penanaman pohon ini tidak akan langsung terasa manfaatnya dalam beberapa tahun kedepan.

2.       Cara mengatasi dengan merubah kebiasaan
a.       Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor
Kebiasaan menggunakan kendaraan bermotor ternyata memberikan dampak negatif terhadap alam khususnya udara. Kendaraan bermotor mengeluarkan polusi sebagai output dari bahan bakar mesin. Polusi ini berupa CO2 yang berpeluang menjadikan suhu bumi semakin panas. Apabila pengunaannya semakin sedikit maka semakin kecil peluang terjadinya pemanasan global.
b.      Mengurang penggunaan lampu disiang hari
Lampu yang dinyalakan apalagi pada siang hari akan membuat panas bumi semakin meningkat. Memang cukup sepele, tetapi jika seluruh panas lampu dikumpulkan dari setiap penduduk bumi, maka semakin banyak panas yang dapat mengakibatkan meningkatnya pemanasan global.



BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dengan tahap persiapan, studi pustaka, dan penyusunan laporan. Penelitian ini memerlukan waktu selama 2 minggu dimulai dari tanggal 22 Desember 2014 – 4 Januari 2015.

B.     METODE PENGUMPULAN DATA
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini     adalah :
1.      Studi pustaka mengenai ekosistem dan dampak-dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global.
2.      Literature, yaitu pencarian informasi lain dari internet mengenai kehidupan di Kutub Utara.


C.    DAFTAR PUSTAKA