Monday, April 27, 2015
Tuesday, April 21, 2015
KROMATOGRAFI KERTAS
Menurut Farmakope
Indonesia edisi IV, Kromatografi di definisikan sebagai prosedur pemisahan zat
terlarut oleh suatu proses migrasi defferensial dinamis dalam system yang
terdiri dari 2 fase atu lebih, salah satu di antaranya bergerk secara
berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukann
perbedaan mobilitas, di sebabkan adanya perbedaan mobilitas di sebabkan adanya
perbedaan dalam absorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau
kerapatan muatan ion.
kromatografi kertas |
Kromatografi kertas
umumnya lebih bermanfaat untuk tujuan identifikasi, karena mudah dan sederhana.
Dalam kromatografi kertas perbandingan jarak rambat (di ukur sampai titik yang
memberikan intensitas maksimum pada bercak) suatu senyawa tertentu terhadap jarak
rambat fase gerak, di ukur dari titik penotolan, di nyatakan sebagai harga Rf
suatu senyawa tersebut. Harga Rf berubah sesuai dengan kondisi percobaan karena
itu identifikasi sebaikanya di lakukan dengan menggunakan baku pembanding yang
sama dengan uji kromatogram yang sama. Jika zat uji yang di identifikasi dan
baku pembanding itu sama, terdapat kesesuaian dalam warna dan harga Rf pada
semua kromatogram dan kromatogram dari campuran menghasilkan harag Rf adalah
1,0.
nilai Rf |
Eluen (pelarut, cairan
pengelusi) pada kromatografi kertas biasanya merupakan campuran 2 komponen atau
lebih, yang berlaku sebagai fase mobil selanjutnya adalah bagian campuran yang
kurang polar.
Labels:
eluen,
kertas,
kimia,
kimia analisis,
kromatografi,
kromatografi kertas,
nilai Rf,
pemisahan zat
Saturday, March 7, 2015
Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala
Tubuh sangat membutuhkan dengan yang namanya istirahat, tidur di malam hari adalah waktu yang sangat baik untuk mengistirahatkan tubuh. Dengan tidur secara teratur tentunya sangat bermanfaat sekali untuk memberikan dampak yang baik bagi tubuh, terutama pada saat bangun paginya badan lebih terasa fresh dan dapat kembali beraktifitas seperti biasanya.
Dari sekian banyak orang yang tidur, ada yang suka tidur dengan menyalakan lampu dan ada juga yang tidak. Tetapi para ilmuwan telah meneliti bahwa saat tidur zat melatonin menurun yang disebabkan oleh lampu menyala.
Seperti sebuah kasus di london, ada seorang yang menderita kanker dan ternyata di sebabkan terlalu lama menggunakan lampu waktu tidur pada malam hari, sedangkan orang yang buta sangat tidak rentan dengan melatonin yang memiliki resiko rendah mengindap kanker.
Dari sekilas dampak menyalankan lampu di atas tentunya sangat berpengaruh sekali terhadap kesehatan terkhususnya muncul penyakit kanker, dan berikut ini beberapa dampak yang sering terjadi pada orang yang sering menyalakan lampu saat tidur.
Bahaya Tidur dengan Lampu MenyalaKanker
Seperti sudah di jelaskan di atas bahwa orang yang menyalakan lampu saat tidur, akan merangsang pembentukan sel kanker. Tentunya kita sangat tidak mengingkan hal demikian, solusinya anda dapat menggunakan lampu yang agak redup atau matikan saja lampunya.
Hormon Melatonin
Mungkin anda belum terlalu tau apa itu hormon melatonin, hormon tersebut sangat berkaitan erat terhadap menjaga kekebalan tubuh. Dengan tidur sambil menyalakan lampu dapat menghambat produksinya hormon melatoin, sehingga muncullah penyakit-penyakit seperti kanker.
Setelah anda melihat beberapa dampak buruk menyalakan lampu ketika tidur tentunya sangat bahaya sekali terhadapat kesehatan kita, oleh karena itu dari sekarang marilah kita mematikan lampu atau menggunakan lampu yang redup ketika tidur.
Pecinta Sate Hati-hati dengan Kanker
Info penting untuk para pecinta sate termasuk saya ^_^
Kalau Anda makan sate, jangan lupa makan timun setelahnya. Karena ketika kita makan sate sebetulnya ikut juga karbon dari hasil pembakaran arang yang dapat menyebabkan kanker. Untuk itu kita punya obatnya yaitu timun yang disarankan untuk dimakan setelah makan sate. Karena sate mempunyai zat Karsinogen (penyebab kanker) tetapi timun ternyata punya anti Karsinogen. Jadi jangan lupa makan timun setelah makan sate.
Informasi di atas telah lama beredar di dunia maya sejak awal tahun 2000an. Biasanya muncul bersama dengan info mengenai racun udang, vitamin C dan mie instan berlapis lilin. Hinggga saat ini pun masih banyak situs-situs yang mengutipnya. Memang setelah dibaca sekilas seperti terlihat masuk akal, namun bagaimanakah sebenarnya yang terjadi? Mari kita bahas.
Sate mengandung zat karsinogenik.
Penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa jenis daging tertentu yang dimasak pada suhu yang tinggi dapat memproduksi senyawa baru yang sebelumnya tidak terdapat dalam keadaan mentah. Beberapa dari jenis senyawa ini berpotensi menyebabkan kanker, misalnya heterocyclic amines (HCA) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH).
PAH merupakan kelompok senyawa yang terbentuk akibat pembakaran yang tidak sempurna dari zat-zat anorganik (arang, minyak dan gas) serta zat organik seperti tembakau. Dalam daging yang dipanggang, PAH terbentuk saat lemak daging menetes ke atas arang, kemudian menyatu dalam asap dan melekat dalam makanan tersebut. PAH juga dapat terbentuk langsung saat daging yang dipanggang terlalu gosong sehingga teksturnya menjadi seperti arang.
HCA terbentuk ketika asam amino (unsur pembangun utama dari protein) dan kreatin (senyawa yang terdapat di jaringan otot) bereaksi pada suhu tinggi. Ada 4 hal yang berpengaruh terhadap pembentukan HCA, yaitu: jenis makanan, suhu, waktu, dan cara memasak. Daging yang dimasak menghasilkan HCA lebih banyak dari sumber protein lain (telur, susu, tahu dan daging jeroan seperti hati) yang mengandung sedikit HCA atau tidak sama sekali. HCA juga ditemukan dalam jumlah paling besar pada daging yang digoreng dan dipanggang langsung di atas api karena melibatkan suhu yang sangat tinggi. Suhu yang tinggi ini memiliki peranan sangat penting dalam pembentukan HCA. Daging yang dipanggang dalam oven menghasilkan HCA lebih sedikit karena suhu yang digunakannya lebih rendah. Daging yang direbus dalam suhu kurang dari 100oC menghasilkan zat ini lebih sedikit lagi. Selain itu, waktu memasak yang lebih lama juga akan menghasilkan HCA lebih banyak.
Jadi, apakah sate mengandung zat karsinogenik? YA
Timun mengandung zat antikarsinogenik.
Sebagai sayuran, timun mengandung karotenoid, folat serta vitamin C. Dari berbagai penelitian, zat-zat ini terbukti bersifat sebagai antikarsinogenik. Zat-zat lain yang potensial sebagai senyawa antikarsinogenik diantaranya: flavonoid, senyawa fenolat, serat makanan, isotiosianat, dan isoflavon. Zat-zat tersebut terkandung dalam sayuran dan buah-buahan secara umum. Zat-zat tersebut memproteksi tubuh dari kanker dengan beberapa cara antara lain: mengobati cedera oksidatif pada lemak dan DNA, stimulasi perbaikan DNA serta induksi apoptosis.
Jadi, apakah timun mengandung zat yang berpotensi sebagai antikarsinogenik? YA
Makan timun setelah makan sate.
Setelah kita mengetahui bahwa sate mengandung zat penyebab kanker dan timun mengandung zat antikanker, apakah tepat saran untuk makan timun setelah makan sate? Hal tersebut membutuhkan pengamatan yang lebih dalam lagi.
Berbagai penelitian memang menunjukkan hubungan yang positif antara konsumsi sayuran dan buah-buahan dengan penurunan risiko terjadinya kanker. Data yang diperoleh kebanyakan berasal dari penelitian epidemiologis yang mencari hubungan antara banyaknya kejadian kanker dengan konsumsi makanan. Dari penelitian tersebut terlihat bahwa peningkatan konsumsi sayuran dan buah-buahan dapat menurunkan risiko terkena kanker.
Saran untuk mengkonsumsi timun setelah makan sate untuk mengurangi resiko kanker masih perlu dipertanyakan apabila dilihat dari hal berikut:
- Timun yang diberikan oleh penjual sate biasanya hanya beberapa potongan saja. Meskipun tidak ada data pasti mengenai seberapa banyak timun yang harus dimakan, namun untuk bisa melenyapkan rasa khawatir terkena kanker akibat sate, jumlah tersebut mungkin masih kurang. Dalam hal ini, kita bermain dengan risiko. Secara logika, resiko kanker berbanding terbalik dengan konsumsi timun. Artinya, makin banyak konsumsi timun, risiko kanker akibat sate akan makin sedikit. Selain itu, jumlah sate yang dimakan juga berpengaruh terhadap paparan zat-zat karsinogenik yang akhirnya berpengaruh pula terhadap risiko terkena kanker. Namun tentunya, hal tersebut membutuhkan penelitian yang lebih mendalam lagi.
- Apabila timun tersebut diberikan dalam bentuk acar/asinan, maka yang mungkin terjadi malah kebalikan dari yang diharapkan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa acar/asinan buah-buahan memiliki hubungan positif dengan risiko terkena kanker. Alih-alih melindungi dari kanker, acar timun malah manambah faktor risiko kanker.
- Timun hanyalah salah satu dari berbagai jenis sayuran yang mengandung zat antikanker. Masih banyak sayuran lain yang lebih populer dalam menurunkan risiko terkena kanker. Mengapa harus timun?
Seperti telah disebutkan di atas, perlu penelitian lebih lanjut mengenai pantasnya timun sebagai pendamping sate dalam kaitannya dengan pencegahan kanker (bukan dalam hal kombinasi cita rasa makanan). Selain itu, kontribusi paparan zat karsinogenik selain yang terdapat dalam sate juga harus masuk dalam hitungan. Tentu saja, konsumsi sayuran dan buah juga harus lebih banyak lagi. Sementara ini, sekurang-kurangnya 400 g total sayuran dan buah adalah jumlah yang disarankan untuk dikonsumsi setiap harinya, tidak hanya timun saja.
Mitos dan Fakta Serangan Jantung
Setiap tahun, jutaan orang di dunia mengalami serangan jantung. Dan meski peringatan mengenai tanda-tanda serangan jantung serius sudah diberikan, entah lewat berbagai website dan seminar kesehatan maupun pemberitaan media, kebanyakan pengidap gejala-gejala tersebut masih mengabaikan kondisi mereka.
Memang tidak semua serangan jantung mengakibatkan kematian. Namun, umumnya pasien yang pernah mengalami serangan jantung menderita beberapa dampak lanjutan serangan tersebut.
Oleh karena itu, selain mengenali tanda-tanda serangan jantung, ada baiknya Anda juga memahami berbagai mitos seputar serangan jantung dan mulai mencari kebenarannya agar Anda pun bisa mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menghindarinya.
Berikut adalah beberapa mitos dan fakta tentang serangan jantung.
MITOS: Serangan jantung hanya dialami oleh orang berusia lanjut.
FAKTA: Salah. Mitos ini patah setelah era ‘90-an, di mana pasien serangan jantung semakin muda usia. Kini ada sebanyak 20% kasus serangan jantung di bawah usia 40, 40% di antara usia 40-45 dan 40% di atas usia 50. Dari perkembangan itu, setiap orang disarankan untuk melakukan pengecekan dan pencegahan sejak dini setelah usia 25. Berdasarkan teori, aterosklerosis – radang di pembuluh darah akibat penumpukan plak – bisa dimulai sejak kanak-kanak, begitu pula pembentukan plak di pembuluh darah itu sendiri. Oleh sebab itu, gaya hidup sehat perlu diterapkan sejak dini untuk mengurangi faktor risiko. Menurut dr. Djoko Maryono, DSPD, DSPJ, FASE, spesialis jantung dan penyakit dalam Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, ada tiga faktor yang meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, yaitu terlalu banyak mengonsumsi lemak dan gula, kemalasan fisik dan pengaruh radikal bebas.
MITOS: Dada kiri terasa nyeri. Alamak, serangan jantung!
FAKTA: Bisa ya dan tidak. Jika nyeri tersebut menjadi lebih kuat terasa ketika sedang aktif berkegiatan, dan gejalanya menurun dengan pemberian obat nitrat di bawah lidah, maka Anda bisa dibilang sakit jantung. Tetapi bila sakit di dada dapat ditunjuk dengan jelas menggunakan jari – dan ketika ditekan terasa nyeri, kemungkinan besar itu sakit otot dada. Ada perbedaan gejala penyakit jantung antara orang Indonesia dan Amerika. Di Amerika, gejala serangan yang khas adalah nyeri di dada yang menjalar ke lengan kiri dan leher. Sementara di Indonesia, kebanyakan tanda yang muncul adalah sakit di ulu hati, kembung dan seperti masuk angin. Sebuah penelitian di Universitas Airlangga pada 1980-an menunjukkan, ketika orang-orang yang merasa masuk angin diperiksa, sesungguhnya 30% di antara mereka terkena serangan jantung koroner. Ternyata, orang Indonesia banyak mengalami penyumbatan pembuluh darah koroner di arteri LAD (left anterior descending). Pembuluh darah itu menuju ke bagian depan dan bawah jantung, jadi rasanya seperti masuk angin.
MITOS: Telapak tangan berkeringat terus, berarti saya berbakat jantungan.
FAKTA: Tidak. Anda jangan berlebihan. Djoko mengatakan, telapak tangan yang berkeringat menandakan Anda sakit jantung hanyalah mitos. Yang betul adalah menandakan Anda sedang gugup atau tidak percaya diri. Atau, mungkin juga Anda termasuk orang berkepribadian tipe A, yang perfeksionis dan mengharapkan sesuatu berjalan sesuai rencana. Dan ketika rencana Anda berantakan, tangan Anda pun berkeringat. Meski demikian, meski menurut Djoko keterkaitannya tidak terlalu rapat, “Orang-orang dengan kepribadian tipe A mudah terkena serangan jantung.”
MITOS: Serangan jantung pasti dapat dikenali.
FAKTA: Keliru. Beberapa serangan jantung, terutama jika disebabkan bisul penyumbat pembuluh darah yang besar, memang menimbulkan gejala. Tetapi tentu saja ada alasan kuat mengapa serangan jantung menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia dan di Amerika Serikat, serta dijuluki “the silent killer”. Itu karena 30% kasus serangan jantung tidak memiliki gejala dan berakhir dengan kematian. Hal itu disebut sudden death. Pemberitahuan untuk pertama dan terakhir kalinya. Sudden death disebabkan oleh pecahnya bisul pembuluh darah yang kecil, yang berukuran kurang dari 50% penyumbatan. Plak-plak kecil itulah yang ganas. Bagaimana tidak? Ia tidak terlihat dengan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), tidak terdeteksi dengan tes treadmill. Ia baru akan tampak jika dilakukan MSCT (multi slice CT)scan. Dari situlah julukan silent killer berasal.
MITOS: Begadang, minum kopi dan stres bisa memicu serangan jantung.
FAKTA: Begadang memang merupakan faktor yang mempertinggi risiko terkena serangan jantung. Ada tiga faktor yang terkait: pola tidur yang kacau, kemungkinan lingkungan sekitarnya adalah perokok dan begadang cenderung merupakan aktivitas non-aktif. Stres kronis juga dapat menyebabkan kekambuhan penyakit jantung. Ketika Anda dalam kondisi stres, hormon adrenalin meningkat dalam jumlah banyak, dan hal itu bisa menjadi radikal bebas bagi tubuh. Kalau kopi? Tidak benar. Anda hanya akan merasa deg-degan akibat kafein yang terkandung dalam kopi.
MITOS: Keluarga saya banyak terkena serangan jantung. Berarti itu takdir saya.
FAKTA: Jangan skeptis. Penyakit jantung tidak menurun secara genetik. Hanya, jika Anda berasal dari keluarga dengan riwayat serangan jantung yang banyak, maka hal itu akan mempertinggi risiko Anda terkena serangan jantung juga. Kenali diri dan lingkungan Anda. Berhenti merokok dan hindari asap rokok orang lain, olahraga teratur dan terukur, jaga kolesterol, gula dan berat badan. Plus, periksakan diri Anda sejak dini.
Thursday, March 5, 2015
Tidur Siang atau Malam
Jika Tidur ½ jam dengan lelap pada siang hari dapat memberikan kesegaran kembali setelah bangunnya dengan nilai yang setara dengan tidur 1 jam dengan lelap pada malam harinya. Tetapi apabila lebih dari ½ jam (1 jam atau lebih), Anda malah akan merasa kelelahan.
Secara alami berdasarkan jam tubuh kita (kebiasaan kita), metabolisme tubuh (proses kerja sistem tubuh, termasuk menghasilkan energi) pada siang hari berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan malam hari. Hal ini disebabkan aktivitas pada siang hari membutuhkan energi lebih banyak di banding malamnya.
Di dalam tidur terjadi penurunan percepatan metabolisme tubuh dikarenakan tubuh dalam keadaan beristirahat. Dalam ½ jam pertama kita tidur pada siang hari percepatan penurunan metabolisme tubuh belum seberapa, sehingga efek segar terasa di saat kita bangun, bahkan setara dengan 1 jam apabila Anda tidur malam hari. Karena pada malam hari kecepatan metabolisme tubuh memang dalam keadaan lambat. Sedangkan pada ½ jam pertama kita tidur pada siang hari, kecepatan metabolisme tubuh masih cepat dan menghasilkan energi lebih banyak dibanding malam harinya, sehingga kita merasa lebih segar.
Namun apabila kita tidur sampai 1 jam atau lebih pada siang hari, tubuh akan mengalami percepatan penurunan metabolisme yang lebih tajam karena tubuh beranggapan bahwa kita sudah tidak akan beraktivitas lagi. Pada saat kita bangun kita menjadi merasa sangat lelah. Hal ini disebabkan jumlah energi yang dihasilkan metabolisme tubuh lebih sedikit karena mengalami penurunan percepatan, sedangkan kebutuhannya lebih banyak.
Sedangkan bila kita tidur cukup pada malam harinya, pada saat bangun pada pagi hari kita akan merasakan tubuh lebih segar disebabkan metabolisme tubuh secara otomatis berdasar jam tubuh (kebiasaan kita) akan meningkat percepatannya pada saat matahari mulai terbit.
Bung Hatta Bapak Koperasi Indonesia
Bung Hatta mulai tertarik pada gerakan koperasi ketika beliau belajar di Negeri Belanda antara tahun 1921-1932. Pada waktu itu beliau berkesempatan melihat gerakan koperasi di Inggris, Jerman, dan Swedia. Koperasi dinegara-negara tersebut umumnya digerakkan oleh masyarakat golongan ekonomi lemah. Melalui usaha koperasi itu mereka dapat meningkatkan kemakmuran kehidupannya.
Pengalaman itu sangat membekas dihati Bung Hatta. Beliau berpikir bahwa koperasi itu bukan tidak mungkin diterapkan di tanah air. Oleh karena itu dalam sebuah tulisan berupa brosur yang berjudul "Ke Arah Indonesia Merdeka" yang beliau tulis pada tahun 1932 disimpulkan bentuk perekonomian Indonesia jika telah merdeka sebagai berikut.
"Perekonomian Indonesia Merdeka diatur dengan usaha bersama. Dengan ini tidak dimaksudkan akan mematikan perusahaan yang berskala kecil yang hanya dapat dikerjakan oleh orang-seorang saja dan tidak menyinggung keperluan umum. Usaha bersama dilakukan terhadap penghasilan yang besar-besar yang mengenai keperluan umum dan keperluan rakyat semuanya.
Desentralisasi ekonomi dilakukan memakai koperasi sebagai dasar perekonomian. Jadi, Indonesia ibarat satu taman berisi pohon-pohan koperasi, yang buahnya dipungut oleh rakyat yang banyak. Jadi, bukan koperasi yang bersaingan satu sama lain mencari untung besar, melainkan yang bekerjasama membela kebutuhan-kebutuhan rakyat semuanya dan keperluan umum seperti pelajaran, seni, dll."
Berdasarkan gagasan ini Bung Hatta merumuskan pasal 33 UUD 1945. Beliau juga mengusahakan konsep-konsep dasar pengembangan koperasi. Bahkan terjun langsung ke lapangan ikut membina dan menumbuhkan koperasi dari bawah.
Pada tahun 1953, Bung Hatta pergi ke Kalimantan Barat dalam rangka kedinasannya. Didaerah ini beliau menyampaikan ceramah da
n memberi bimbingan mengenai koperasi dibeberapa kota, antara lain di Pontianak, Sambas, dan Singkawang. Sasaran utamanya, selain pembinaan koperasi kopra yang sudah ada, juga membentuk beberapa koperasi baru yang akan tumbuh disana.
Banyak koperasi yang mendapat bimbingan Bung Hatta hingga mencapai kemajuan. Koperasi kopra di Kalimantan Barat, koperasi perikanan di Jawa Timur, juga di Cirebon, dan sejumlah koperasi lain yang didirikan atas bimbingan dan petunjuk Bung Hatta. Selain itu ada sebuah koperasi yang secara khusus mendapat bimbingan langsung dari Bung Hatta, yakni GKBI.
Pada bulan Juli 1953, di Bandung diselenggarakan Kongres Koperasi Indonesia. Kongres itu secara garis besar membicarakan mengenai berbagai soal yang ada hubungannya dengan perkembangan koperasi Indonesia waktu itu. Dalam salah satu rapatnya pada tanggal 17 Juli, peserta kongres bersepakat dan memutuskan mengangkat Bung Hatta menjadi Bapak Koperasi Indonesia. Keputusan penting ini diambil atas dasar fakta-fakta yang menguatkan dan dengan penilaian yang obyektif. Jasa-jasa Bung Hatta dalam bidang perkoperasian di Indonesia sangat besar. Beliulah orang pertama yang dengan gigih mengusahakan konsep koperasi untuk dijadikan tulang punggung perekonomian Indonesia. (Mengenang Bung Hatta, I. Wangsa Widjaja, 1988)
Subscribe to:
Posts (Atom)