Bung Hatta mulai tertarik pada gerakan koperasi ketika beliau belajar di Negeri Belanda antara tahun 1921-1932. Pada waktu itu beliau berkesempatan melihat gerakan koperasi di Inggris, Jerman, dan Swedia. Koperasi dinegara-negara tersebut umumnya digerakkan oleh masyarakat golongan ekonomi lemah. Melalui usaha koperasi itu mereka dapat meningkatkan kemakmuran kehidupannya.
Pengalaman itu sangat membekas dihati Bung Hatta. Beliau berpikir bahwa koperasi itu bukan tidak mungkin diterapkan di tanah air. Oleh karena itu dalam sebuah tulisan berupa brosur yang berjudul "Ke Arah Indonesia Merdeka" yang beliau tulis pada tahun 1932 disimpulkan bentuk perekonomian Indonesia jika telah merdeka sebagai berikut.
"Perekonomian Indonesia Merdeka diatur dengan usaha bersama. Dengan ini tidak dimaksudkan akan mematikan perusahaan yang berskala kecil yang hanya dapat dikerjakan oleh orang-seorang saja dan tidak menyinggung keperluan umum. Usaha bersama dilakukan terhadap penghasilan yang besar-besar yang mengenai keperluan umum dan keperluan rakyat semuanya.
Desentralisasi ekonomi dilakukan memakai koperasi sebagai dasar perekonomian. Jadi, Indonesia ibarat satu taman berisi pohon-pohan koperasi, yang buahnya dipungut oleh rakyat yang banyak. Jadi, bukan koperasi yang bersaingan satu sama lain mencari untung besar, melainkan yang bekerjasama membela kebutuhan-kebutuhan rakyat semuanya dan keperluan umum seperti pelajaran, seni, dll."
Berdasarkan gagasan ini Bung Hatta merumuskan pasal 33 UUD 1945. Beliau juga mengusahakan konsep-konsep dasar pengembangan koperasi. Bahkan terjun langsung ke lapangan ikut membina dan menumbuhkan koperasi dari bawah.
Pada tahun 1953, Bung Hatta pergi ke Kalimantan Barat dalam rangka kedinasannya. Didaerah ini beliau menyampaikan ceramah da
n memberi bimbingan mengenai koperasi dibeberapa kota, antara lain di Pontianak, Sambas, dan Singkawang. Sasaran utamanya, selain pembinaan koperasi kopra yang sudah ada, juga membentuk beberapa koperasi baru yang akan tumbuh disana.
Banyak koperasi yang mendapat bimbingan Bung Hatta hingga mencapai kemajuan. Koperasi kopra di Kalimantan Barat, koperasi perikanan di Jawa Timur, juga di Cirebon, dan sejumlah koperasi lain yang didirikan atas bimbingan dan petunjuk Bung Hatta. Selain itu ada sebuah koperasi yang secara khusus mendapat bimbingan langsung dari Bung Hatta, yakni GKBI.
Pada bulan Juli 1953, di Bandung diselenggarakan Kongres Koperasi Indonesia. Kongres itu secara garis besar membicarakan mengenai berbagai soal yang ada hubungannya dengan perkembangan koperasi Indonesia waktu itu. Dalam salah satu rapatnya pada tanggal 17 Juli, peserta kongres bersepakat dan memutuskan mengangkat Bung Hatta menjadi Bapak Koperasi Indonesia. Keputusan penting ini diambil atas dasar fakta-fakta yang menguatkan dan dengan penilaian yang obyektif. Jasa-jasa Bung Hatta dalam bidang perkoperasian di Indonesia sangat besar. Beliulah orang pertama yang dengan gigih mengusahakan konsep koperasi untuk dijadikan tulang punggung perekonomian Indonesia. (Mengenang Bung Hatta, I. Wangsa Widjaja, 1988)
How to make money from betting on football - Work Tomake Money
ReplyDeleteIf wooricasinos.info you're having problems finding a winning 출장안마 bet online for the day of your choosing, then there are plenty of opportunities 바카라 사이트 available kadangpintar right หาเงินออนไลน์ here.