Tuesday, April 21, 2015

KROMATOGRAFI KERTAS

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, Kromatografi di definisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi defferensial dinamis dalam system yang terdiri dari 2 fase atu lebih, salah satu di antaranya bergerk secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukann perbedaan mobilitas, di sebabkan adanya perbedaan mobilitas di sebabkan adanya perbedaan dalam absorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion.
kromatografi kertas
Kromatografi kertas umumnya lebih bermanfaat untuk tujuan identifikasi, karena mudah dan sederhana. Dalam kromatografi kertas perbandingan jarak rambat (di ukur sampai titik yang memberikan intensitas maksimum pada bercak) suatu senyawa tertentu terhadap jarak rambat fase gerak, di ukur dari titik penotolan, di nyatakan sebagai harga Rf suatu senyawa tersebut. Harga Rf berubah sesuai dengan kondisi percobaan karena itu identifikasi sebaikanya di lakukan dengan menggunakan baku pembanding yang sama dengan uji kromatogram yang sama. Jika zat uji yang di identifikasi dan baku pembanding itu sama, terdapat kesesuaian dalam warna dan harga Rf pada semua kromatogram dan kromatogram dari campuran menghasilkan harag Rf adalah 1,0.
nilai Rf
Kromatografi kertas tergolong kromatografi cair dengan kertas sebagai zat pendukung karena kertas atau serat-serat selulosa merupakan adsorben lemah yang hidrofil, adsorbs zat oleh kertas tidak terlalu kuat dan terdesak oleh air. Air atau bagian yang lebih polar dari cairan yang di pakai sebagai eluen akan berlaku sebagai fase stasioner jadi kromatografi kertas dapat di golongkan sebagai jenis kromatografi cairan-cairan dan mekanisme pemisahan yang dominan adalah partisi. Oleh gaya kapiler dari kertas, fase mobil dapat bergerak naik, mendatar maupun menurun.
Eluen (pelarut, cairan pengelusi) pada kromatografi kertas biasanya merupakan campuran 2 komponen atau lebih, yang berlaku sebagai fase mobil selanjutnya adalah bagian campuran yang kurang polar.


Saturday, March 7, 2015

Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala

Tubuh sangat membutuhkan dengan yang namanya istirahat, tidur di malam hari adalah waktu yang sangat baik untuk mengistirahatkan tubuh. Dengan tidur secara teratur tentunya sangat bermanfaat sekali untuk memberikan dampak yang baik bagi tubuh, terutama pada saat bangun paginya badan lebih terasa fresh dan dapat kembali beraktifitas seperti biasanya.


Dari sekian banyak orang yang tidur, ada yang suka tidur dengan menyalakan lampu dan ada juga yang tidak. Tetapi para ilmuwan telah meneliti bahwa saat tidur zat melatonin menurun yang disebabkan oleh lampu menyala.

Seperti sebuah kasus di london, ada seorang yang menderita kanker dan ternyata di sebabkan terlalu lama menggunakan lampu waktu tidur pada malam hari, sedangkan orang yang buta sangat tidak rentan dengan melatonin yang memiliki resiko rendah mengindap kanker.

Dari sekilas dampak menyalankan lampu di atas tentunya sangat berpengaruh sekali terhadap kesehatan terkhususnya muncul penyakit kanker, dan berikut ini beberapa dampak yang sering terjadi pada orang yang sering menyalakan lampu saat tidur.


Bahaya Tidur dengan Lampu MenyalaKanker
Seperti sudah di jelaskan di atas bahwa orang yang menyalakan lampu saat tidur, akan merangsang pembentukan sel kanker. Tentunya kita sangat tidak mengingkan hal demikian, solusinya anda dapat menggunakan lampu yang agak redup atau matikan saja lampunya.

Hormon Melatonin
Mungkin anda belum terlalu tau apa itu hormon melatonin, hormon tersebut sangat berkaitan erat terhadap menjaga kekebalan tubuh. Dengan tidur sambil menyalakan lampu dapat menghambat produksinya hormon melatoin, sehingga muncullah penyakit-penyakit seperti kanker.

Setelah anda melihat beberapa dampak buruk menyalakan lampu ketika tidur tentunya sangat bahaya sekali terhadapat kesehatan kita, oleh karena itu dari sekarang marilah kita mematikan lampu atau menggunakan lampu yang redup ketika tidur.


Pecinta Sate Hati-hati dengan Kanker



Info penting untuk para pecinta sate termasuk saya ^_^


Kalau Anda makan sate, jangan lupa makan timun setelahnya. Karena ketika kita makan sate sebetulnya ikut juga karbon dari hasil pembakaran arang yang dapat menyebabkan kanker. Untuk itu kita punya obatnya yaitu timun yang disarankan untuk dimakan setelah makan sate. Karena sate mempunyai zat Karsinogen (penyebab kanker) tetapi timun ternyata punya anti Karsinogen. Jadi jangan lupa makan timun setelah makan sate.

Informasi di atas telah lama beredar di dunia maya sejak awal tahun 2000an. Biasanya muncul bersama dengan info mengenai racun udang, vitamin C dan mie instan berlapis lilin. Hinggga saat ini pun masih banyak situs-situs yang mengutipnya. Memang setelah dibaca sekilas seperti terlihat masuk akal, namun bagaimanakah sebenarnya yang terjadi? Mari kita bahas.


Sate mengandung zat karsinogenik.

Penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa jenis daging tertentu yang dimasak pada suhu yang tinggi dapat memproduksi senyawa baru yang sebelumnya tidak terdapat dalam keadaan mentah. Beberapa dari jenis senyawa ini berpotensi menyebabkan kanker, misalnya heterocyclic amines (HCA) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH).

PAH merupakan kelompok senyawa yang terbentuk akibat pembakaran yang tidak sempurna dari zat-zat anorganik (arang, minyak dan gas) serta zat organik seperti tembakau. Dalam daging yang dipanggang, PAH terbentuk saat lemak daging menetes ke atas arang, kemudian menyatu dalam asap dan melekat dalam makanan tersebut. PAH juga dapat terbentuk langsung saat daging yang dipanggang terlalu gosong sehingga teksturnya menjadi seperti arang.

HCA terbentuk ketika asam amino (unsur pembangun utama dari protein) dan kreatin (senyawa yang terdapat di jaringan otot) bereaksi pada suhu tinggi. Ada 4 hal yang berpengaruh terhadap pembentukan HCA, yaitu: jenis makanan, suhu, waktu, dan cara memasak. Daging yang dimasak menghasilkan HCA lebih banyak dari sumber protein lain (telur, susu, tahu dan daging jeroan seperti hati) yang mengandung sedikit HCA atau tidak sama sekali. HCA juga ditemukan dalam jumlah paling besar pada daging yang digoreng dan dipanggang langsung di atas api karena melibatkan suhu yang sangat tinggi. Suhu yang tinggi ini memiliki peranan sangat penting dalam pembentukan HCA. Daging yang dipanggang dalam oven menghasilkan HCA lebih sedikit karena suhu yang digunakannya lebih rendah. Daging yang direbus dalam suhu kurang dari 100oC menghasilkan zat ini lebih sedikit lagi. Selain itu, waktu memasak yang lebih lama juga akan menghasilkan HCA lebih banyak.

Jadi, apakah sate mengandung zat karsinogenik? YA



Timun mengandung zat antikarsinogenik.
Sebagai sayuran, timun mengandung karotenoid, folat serta vitamin C. Dari berbagai penelitian, zat-zat ini terbukti bersifat sebagai antikarsinogenik. Zat-zat lain yang potensial sebagai senyawa antikarsinogenik diantaranya: flavonoid, senyawa fenolat, serat makanan, isotiosianat, dan isoflavon. Zat-zat tersebut terkandung dalam sayuran dan buah-buahan secara umum. Zat-zat tersebut memproteksi tubuh dari kanker dengan beberapa cara antara lain: mengobati cedera oksidatif pada lemak dan DNA, stimulasi perbaikan DNA serta induksi apoptosis.


Jadi, apakah timun mengandung zat yang berpotensi sebagai antikarsinogenik? YA

Makan timun setelah makan sate.
Setelah kita mengetahui bahwa sate mengandung zat penyebab kanker dan timun mengandung zat antikanker, apakah tepat saran untuk makan timun setelah makan sate? Hal tersebut membutuhkan pengamatan yang lebih dalam lagi.

Berbagai penelitian memang menunjukkan hubungan yang positif antara konsumsi sayuran dan buah-buahan dengan penurunan risiko terjadinya kanker. Data yang diperoleh kebanyakan berasal dari penelitian epidemiologis yang mencari hubungan antara banyaknya kejadian kanker dengan konsumsi makanan. Dari penelitian tersebut terlihat bahwa peningkatan konsumsi sayuran dan buah-buahan dapat menurunkan risiko terkena kanker.

Saran untuk mengkonsumsi timun setelah makan sate untuk mengurangi resiko kanker masih perlu dipertanyakan apabila dilihat dari hal berikut:
  1. Timun yang diberikan oleh penjual sate biasanya hanya beberapa potongan saja. Meskipun tidak ada data pasti mengenai seberapa banyak timun yang harus dimakan, namun untuk bisa melenyapkan rasa khawatir terkena kanker akibat sate, jumlah tersebut mungkin masih kurang. Dalam hal ini, kita bermain dengan risiko. Secara logika, resiko kanker berbanding terbalik dengan konsumsi timun. Artinya, makin banyak konsumsi timun, risiko kanker akibat sate akan makin sedikit. Selain itu, jumlah sate yang dimakan juga berpengaruh terhadap paparan zat-zat karsinogenik yang akhirnya berpengaruh pula terhadap risiko terkena kanker. Namun tentunya, hal tersebut membutuhkan penelitian yang lebih mendalam lagi.
  2. Apabila timun tersebut diberikan dalam bentuk acar/asinan, maka yang mungkin terjadi malah kebalikan dari yang diharapkan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa acar/asinan buah-buahan memiliki hubungan positif dengan risiko terkena kanker. Alih-alih melindungi dari kanker, acar timun malah manambah faktor risiko kanker. 
  3. Timun hanyalah salah satu dari berbagai jenis sayuran yang mengandung zat antikanker. Masih banyak sayuran lain yang lebih populer dalam menurunkan risiko terkena kanker. Mengapa harus timun?

Seperti telah disebutkan di atas, perlu penelitian lebih lanjut mengenai pantasnya timun sebagai pendamping sate dalam kaitannya dengan pencegahan kanker (bukan dalam hal kombinasi cita rasa makanan). Selain itu, kontribusi paparan zat karsinogenik selain yang terdapat dalam sate juga harus masuk dalam hitungan. Tentu saja, konsumsi sayuran dan buah juga harus lebih banyak lagi. Sementara ini, sekurang-kurangnya 400 g total sayuran dan buah adalah jumlah yang disarankan untuk dikonsumsi setiap harinya, tidak hanya timun saja.

Mitos dan Fakta Serangan Jantung


Setiap tahun, jutaan orang di dunia mengalami serangan jantung. Dan meski peringatan mengenai tanda-tanda serangan jantung serius sudah diberikan, entah lewat berbagai website dan seminar kesehatan maupun pemberitaan media, kebanyakan pengidap gejala-gejala tersebut masih mengabaikan kondisi mereka.


Memang tidak semua serangan jantung mengakibatkan kematian. Namun, umumnya pasien yang pernah mengalami serangan jantung menderita beberapa dampak lanjutan serangan tersebut.


Oleh karena itu, selain mengenali tanda-tanda serangan jantung, ada baiknya Anda juga memahami berbagai mitos seputar serangan jantung dan mulai mencari kebenarannya agar Anda pun bisa mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menghindarinya.


Berikut adalah beberapa mitos dan fakta tentang serangan jantung.


MITOS: Serangan jantung hanya dialami oleh orang berusia lanjut.

FAKTA: Salah. Mitos ini patah setelah era ‘90-an, di mana pasien serangan jantung semakin muda usia. Kini ada sebanyak 20% kasus serangan jantung di bawah usia 40, 40% di antara usia 40-45 dan 40% di atas usia 50. Dari perkembangan itu, setiap orang disarankan untuk melakukan pengecekan dan pencegahan sejak dini setelah usia 25. Berdasarkan teori, aterosklerosis – radang di pembuluh darah akibat penumpukan plak – bisa dimulai sejak kanak-kanak, begitu pula pembentukan plak di pembuluh darah itu sendiri. Oleh sebab itu, gaya hidup sehat perlu diterapkan sejak dini untuk mengurangi faktor risiko. Menurut dr. Djoko Maryono, DSPD, DSPJ, FASE, spesialis jantung dan penyakit dalam Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, ada tiga faktor yang meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, yaitu terlalu banyak mengonsumsi lemak dan gula, kemalasan fisik dan pengaruh radikal bebas.

MITOS: Dada kiri terasa nyeri. Alamak, serangan jantung!

FAKTA: Bisa ya dan tidak. Jika nyeri tersebut menjadi lebih kuat terasa ketika sedang aktif berkegiatan, dan gejalanya menurun dengan pemberian obat nitrat di bawah lidah, maka Anda bisa dibilang sakit jantung. Tetapi bila sakit di dada dapat ditunjuk dengan jelas menggunakan jari – dan ketika ditekan terasa nyeri, kemungkinan besar itu sakit otot dada. Ada perbedaan gejala penyakit jantung antara orang Indonesia dan Amerika. Di Amerika, gejala serangan yang khas adalah nyeri di dada yang menjalar ke lengan kiri dan leher. Sementara di Indonesia, kebanyakan tanda yang muncul adalah sakit di ulu hati, kembung dan seperti masuk angin. Sebuah penelitian di Universitas Airlangga pada 1980-an menunjukkan, ketika orang-orang yang merasa masuk angin diperiksa, sesungguhnya 30% di antara mereka terkena serangan jantung koroner. Ternyata, orang Indonesia banyak mengalami penyumbatan pembuluh darah koroner di arteri LAD (left anterior descending). Pembuluh darah itu menuju ke bagian depan dan bawah jantung, jadi rasanya seperti masuk angin.

MITOS: Telapak tangan berkeringat terus, berarti saya berbakat jantungan.

FAKTA: Tidak. Anda jangan berlebihan. Djoko mengatakan, telapak tangan yang berkeringat menandakan Anda sakit jantung hanyalah mitos. Yang betul adalah menandakan Anda sedang gugup atau tidak percaya diri. Atau, mungkin juga Anda termasuk orang berkepribadian tipe A, yang perfeksionis dan mengharapkan sesuatu berjalan sesuai rencana. Dan ketika rencana Anda berantakan, tangan Anda pun berkeringat. Meski demikian, meski menurut Djoko keterkaitannya tidak terlalu rapat, “Orang-orang dengan kepribadian tipe A mudah terkena serangan jantung.”

MITOS: Serangan jantung pasti dapat dikenali.

FAKTA: Keliru. Beberapa serangan jantung, terutama jika disebabkan bisul penyumbat pembuluh darah yang besar, memang menimbulkan gejala. Tetapi tentu saja ada alasan kuat mengapa serangan jantung menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia dan di Amerika Serikat, serta dijuluki “the silent killer”. Itu karena 30% kasus serangan jantung tidak memiliki gejala dan berakhir dengan kematian. Hal itu disebut sudden death. Pemberitahuan untuk pertama dan terakhir kalinya. Sudden death disebabkan oleh pecahnya bisul pembuluh darah yang kecil, yang berukuran kurang dari 50% penyumbatan. Plak-plak kecil itulah yang ganas. Bagaimana tidak? Ia tidak terlihat dengan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), tidak terdeteksi dengan tes treadmill. Ia baru akan tampak jika dilakukan MSCT (multi slice CT)scan. Dari situlah julukan silent killer berasal.

MITOS: Begadang, minum kopi dan stres bisa memicu serangan jantung.

FAKTA: Begadang memang merupakan faktor yang mempertinggi risiko terkena serangan jantung. Ada tiga faktor yang terkait: pola tidur yang kacau, kemungkinan lingkungan sekitarnya adalah perokok dan begadang cenderung merupakan aktivitas non-aktif. Stres kronis juga dapat menyebabkan kekambuhan penyakit jantung. Ketika Anda dalam kondisi stres, hormon adrenalin meningkat dalam jumlah banyak, dan hal itu bisa menjadi radikal bebas bagi tubuh. Kalau kopi? Tidak benar. Anda hanya akan merasa deg-degan akibat kafein yang terkandung dalam kopi.

MITOS: Keluarga saya banyak terkena serangan jantung. Berarti itu takdir saya.

FAKTA: Jangan skeptis. Penyakit jantung tidak menurun secara genetik. Hanya, jika Anda berasal dari keluarga dengan riwayat serangan jantung yang banyak, maka hal itu akan mempertinggi risiko Anda terkena serangan jantung juga. Kenali diri dan lingkungan Anda. Berhenti merokok dan hindari asap rokok orang lain, olahraga teratur dan terukur, jaga kolesterol, gula dan berat badan. Plus, periksakan diri Anda sejak dini.

Thursday, March 5, 2015

Tidur Siang atau Malam







Jika Tidur ½ jam dengan lelap pada siang hari dapat memberikan kesegaran kembali setelah bangunnya dengan nilai yang setara dengan tidur 1 jam dengan lelap pada malam harinya. Tetapi apabila lebih dari ½ jam (1 jam atau lebih), Anda malah akan merasa kelelahan.


Secara alami berdasarkan jam tubuh kita (kebiasaan kita), metabolisme tubuh (proses kerja sistem tubuh, termasuk menghasilkan energi) pada siang hari berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan malam hari. Hal ini disebabkan aktivitas pada siang hari membutuhkan energi lebih banyak di banding malamnya. 

Di dalam tidur terjadi penurunan percepatan metabolisme tubuh dikarenakan tubuh dalam keadaan beristirahat. Dalam ½ jam pertama kita tidur pada siang hari percepatan penurunan metabolisme tubuh belum seberapa, sehingga efek segar terasa di saat kita bangun, bahkan setara dengan 1 jam apabila Anda tidur malam hari. Karena pada malam hari kecepatan metabolisme tubuh memang dalam keadaan lambat. Sedangkan pada ½ jam pertama kita tidur pada siang hari, kecepatan metabolisme tubuh masih cepat dan menghasilkan energi lebih banyak dibanding malam harinya, sehingga kita merasa lebih segar. 

Namun apabila kita tidur sampai 1 jam atau lebih pada siang hari, tubuh akan mengalami percepatan penurunan metabolisme yang lebih tajam karena tubuh beranggapan bahwa kita sudah tidak akan beraktivitas lagi. Pada saat kita bangun kita menjadi merasa sangat lelah. Hal ini disebabkan jumlah energi yang dihasilkan metabolisme tubuh lebih sedikit karena mengalami penurunan percepatan, sedangkan kebutuhannya lebih banyak. 

Sedangkan bila kita tidur cukup pada malam harinya, pada saat bangun pada pagi hari kita akan merasakan tubuh lebih segar disebabkan metabolisme tubuh secara otomatis berdasar jam tubuh (kebiasaan kita) akan meningkat percepatannya pada saat matahari mulai terbit.


Bung Hatta Bapak Koperasi Indonesia


Bung Hatta mulai tertarik pada gerakan koperasi ketika beliau belajar di Negeri Belanda antara tahun 1921-1932. Pada waktu itu beliau berkesempatan melihat gerakan koperasi di Inggris, Jerman, dan Swedia. Koperasi dinegara-negara tersebut umumnya digerakkan oleh masyarakat golongan ekonomi lemah. Melalui usaha koperasi itu mereka dapat meningkatkan kemakmuran kehidupannya.

Pengalaman itu sangat membekas dihati Bung Hatta. Beliau berpikir bahwa koperasi itu bukan tidak mungkin diterapkan di tanah air. Oleh karena itu dalam sebuah tulisan berupa brosur yang berjudul "Ke Arah Indonesia Merdeka" yang beliau tulis pada tahun 1932 disimpulkan bentuk perekonomian Indonesia jika telah merdeka sebagai berikut.

"Perekonomian Indonesia Merdeka diatur dengan usaha bersama. Dengan ini tidak dimaksudkan akan mematikan perusahaan yang berskala kecil yang hanya dapat dikerjakan oleh orang-seorang saja dan tidak menyinggung keperluan umum. Usaha bersama dilakukan terhadap penghasilan yang besar-besar yang mengenai keperluan umum dan keperluan rakyat semuanya.

Desentralisasi ekonomi dilakukan memakai koperasi sebagai dasar perekonomian. Jadi, Indonesia ibarat satu taman berisi pohon-pohan koperasi, yang buahnya dipungut oleh rakyat yang banyak. Jadi, bukan koperasi yang bersaingan satu sama lain mencari untung besar, melainkan yang bekerjasama membela kebutuhan-kebutuhan rakyat semuanya dan keperluan umum seperti pelajaran, seni, dll."

Berdasarkan gagasan ini Bung Hatta merumuskan pasal 33 UUD 1945. Beliau juga mengusahakan konsep-konsep dasar pengembangan koperasi. Bahkan terjun langsung ke lapangan ikut membina dan menumbuhkan koperasi dari bawah.

Pada tahun 1953, Bung Hatta pergi ke Kalimantan Barat dalam rangka kedinasannya. Didaerah ini beliau menyampaikan ceramah da
n memberi bimbingan mengenai koperasi dibeberapa kota, antara lain di Pontianak, Sambas, dan Singkawang. Sasaran utamanya, selain pembinaan koperasi kopra yang sudah ada, juga membentuk beberapa koperasi baru yang akan tumbuh disana.

Banyak koperasi yang mendapat bimbingan Bung Hatta hingga mencapai kemajuan. Koperasi kopra di Kalimantan Barat, koperasi perikanan di Jawa Timur, juga di Cirebon, dan sejumlah koperasi lain yang didirikan atas bimbingan dan petunjuk Bung Hatta. Selain itu ada sebuah koperasi yang secara khusus mendapat bimbingan langsung dari Bung Hatta, yakni GKBI.

Pada bulan Juli 1953, di Bandung diselenggarakan Kongres Koperasi Indonesia. Kongres itu secara garis besar membicarakan mengenai berbagai soal yang ada hubungannya dengan perkembangan koperasi Indonesia waktu itu. Dalam salah satu rapatnya pada tanggal 17 Juli, peserta kongres bersepakat dan memutuskan mengangkat Bung Hatta menjadi Bapak Koperasi Indonesia. Keputusan penting ini diambil atas dasar fakta-fakta yang menguatkan dan dengan penilaian yang obyektif. Jasa-jasa Bung Hatta dalam bidang perkoperasian di Indonesia sangat besar. Beliulah orang pertama yang dengan gigih mengusahakan konsep koperasi untuk dijadikan tulang punggung perekonomian Indonesia. (Mengenang Bung Hatta, I. Wangsa Widjaja, 1988)

Sunday, March 1, 2015

Motif Ragam Hias Yogyakarta

Motif Ragam Hias Yogyakarta

Motif Yogyakarta
Motif Ragam hias Yogyakarta mengambil gubahan sulur-sulur yang berbentuk pilin tegar. Sulur bunga sebetulnya akar gantung, melilit menyerupai tali yang bergelombang. Pada jarak jarak yang tertentu ada buku- buku dari sinilah selalu tumbuh keluar tangkai daun, yang berbentuk seperti pilin.

Pilin-pilin ini mengikal ke kanan dan kekiri berganti-ganti. Pada ujung tiap-tiap tangkai daun, ada buah dan bunganya. Daundaun yang menempel pada tangkainya, mengikal berlawanan arah. Penjelasan ini diberikan oleh Dr. Brandes.

Ragam hias tersebut banyak digunakan pada hiasan-hiasan alumunium, perak, emas dari barang-barang kerajinan yang dihasilkan oleh penduduk Yogyakarta misalnya : alat-alat sendok, asbak, cerana, gong, bejana kerangka atau sarung keris dan lain-lain.
Pokok dan Dasar Motif Yogyakarta:
Pokok : diambil dari gubahan sulur yang berbentuk pilin yang tegar, bertangkai bulat

Daun : berbentuk mengikal berlawanan, krawing, bulat yang mempunyai tepi membalik ke atas sebagian sehingga tampak timbul.

Pecahan : terdapat pada tangkai dan daun
Angkup : seringkali terdapat pada tangkai sulur yang searah dengan tegarnya tangkai, yang merupakan daun pula.

Motif Ragam Hias Surakarta

Motif Ragam Hias Surakarta

Motif Surakarta

Langse Makam Pujangga Ronggo Warsito di desa Palar Klaten, diambil juga gubahan daun bakung dan kangkung.

Motif Ragam hias Surakarta mengambil gubahan patrari dan ukel pakis yang sedang menjalar dengan bebas, berbentuk cembung dan cekung, yang dilengkapi dengan buah dan bunga. Hasil seni merupakan gaya pembawaan dan watak penciptaan pengaruh alam sekitarnya.

Pada umumnya penduduk Surakarta gemar akan gerak irama yang bebas namun tetap memenuhi syarat komposisi Seolah-olah ada keseragaman hidup masyarakat Surakarta dengan aliran Bengawan Solo. Ragam hias ini masih banyak terdapat di sekitar keraton Solo, di Museum Radya Pustaka, dan di tebeng
Pokok dan dasar motif Surakarta:

Pokok : dasar motif Surakarta mirip motif campuran antara ragam hias Jepara dan Pekalongan yang berbentuk cembung dan cekung serta runcing dan bulat.

Angkup : digubah dari daun pakis yang berbentuk sesuai dengan angkup ragam hias Bali.
Benangan dan pecahan : membentuk garis yang pada ujung melingkar.

YOGYAKARTA







Yogyakarta atau yang sering disebut Jogja adalah salah salah satu tempat yang memiliki sejuta pesona. Mulai dari kebudayaan, peninggalan sejarah, pariwisata, kuliner, hingga sebutan kota pelajar yang menjadikan Yogyakarta sebagai tempat istimewa untuk dikunjungi.

Sebutan kota kebudayaan untuk Jogja berkaitan erat dengan peninggalan-peninggalan budaya bernilai tinggi semasa kerajaan-kerajaan yang sampai kini masih tetap dilestarikan oleh masyarakat. Sebutan ini juga berkaitan dengan banyaknya pusat-pusat seni dan budaya. Sebutan kata Mataram yang banyak digunakan sekarang ini, tidak lain adalah sebuah kebanggaan atas kejayaan Kerajaan Mataram.

Sebutan sebagai kota pariwisata menggambarkan potensi propinsi ini dalam kacamata kepariwisataan. Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, bahkan wisata malam.

Kuliner khas Yogyakarta yang tak mungkin dilupakan adalah gudeg. Masakan yang berbahan dasar buah nangka muda ini sangat pas dengan lidah orang Indonesia. Tak lengkap rasanya jika berkunjung ke Jogja tapi belum sempat mampir untuk mencicipi gudeg. Tak perlu bingung untuk mencari tempat yang menjual gudeg, makanan ini banyak dijual diberbagai tempat.

Predikat sebagai kota pelajar berkaitan dengan sejarah dan peran kota ini dalam dunia pendidikan di Indonesia. Disamping adanya berbagai fasilitas pendidikan di setiap jenjang pendidikan yang tersedia di provinsi ini, di Yogyakarta juga terdapat banyak mahasiswa dan pelajar dari seluruh daerah di Indonesia. Karena itu tak heran jika Yogyakarta disebut sebagai miniatur Indonesia.


Sekilas tentang Yogyakarta, semoga dapat memberikan sedikit informasi tentang kota gudeg ini :D

Friday, February 27, 2015

Proposal Karya Tulis Ilmiah

          LEMBAR PENGESAHAN

Proposal karya tulis ilmiah yang berjudul "Dampak Pemanasan Global Terhadap Ekosistem di Kutub Utara" ini diajukan sebagai tugas penulisan karya ilmiah dan telah disahkan pada
hari, tanggal                :
tempat                         : SMK Negeri 2 Depok Sleman

Sleman, 27 November 2014

Menyetujui,
Pembimbing,


Sri Wahyuni Pujiastuti, S.Pd.






KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan segala rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita masih tetap dalam naungan dan lindungan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal ini.
Kurangnya pengetahuan masyarakat luas mengenai pengaruh pemanasan global terhadap ekosistem dunia khususnya di daerah Kutub Utara telah mendorong saya untuk mengangkat fenomena tersebut sebagai bahan penulisan proposal. Saya bertujuan ingin memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai mengenai pengaruh pemanasan global terhadap ekosistem dunia khususnya di daerah Kutub Utara
Pada kesempatan ini tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Wahyuni Pujiastuti, S.Pd. selaku Guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 2 Depok Sleman dan pihak-pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan proposal karya ilmiah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan proposal ini.

                                                                                    Sleman, 27 November 2014
Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang......................................................................................................... 1
B.     Identifikasi Masalah................................................................................................ 3
C.     Pembatasan Masalah............................................................................................... 3
D.    Rumusan Masalah................................................................................................... 3
E.     Tujuan Penelitian.................................................................................................... 4
F.      Manfaat Penelitian.................................................................................................. 4

BAB II KAJIAN TEORI
A.    Pengertian Ekosistem............................................................................................. 5
B.     Komponen Ekosistem Kutub Utara....................................................................... 6
C.     Pengertian Pemanasan Global............................................................................... 7
D.    Penyebab Pemanasan Global................................................................................. 8
E.     Dampak Pemanasan Global di Kutub Utara.......................................................... 11
F.      Upaya Mengatasi Pemanasan Global.................................................................... 12




BAB III METODE PENELITIAN
A.    Waktu dan Tempat Penelitian............................................................................... 14
B.     Metode Pengumpulan Data................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA



PROPOSAL KARYA ILMIAH
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP EKOSISTEM
DI KUTUB UTARA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bumi adalah salah satu planet dalam sistem tata surya, berbentuk bulat dengan pusat magnet berada dikedua sumbu. Sumbu bumi masing-masing terletak didua kutub bumi, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Kedua kutub tersebut memiliki peran yang sangat penting dan sangat identic dengan salju abadi. Hal itu disebabkan karena letak kedua kutub tersebut yang memang sangat jarang tersentuh cahaya matahari. Berbeda dengan daerah yang terletak tepat digaris khatulistiwa, dimana cahaya matahari selalu terpancar disana.
Kutub utara adalah titik dari bola bumi yang berada paling atas atau utara. Kutub utara adalah satu-satunya titik dibumi yang dilintasi oleh garis lintang 90o LU. Permukaan kutub utara sebagian besar terdiri dari air samudra artik yang membeku. Diantara lima samudra yang ada dibumi, samudra artik merupakan samudra yang memiliki luas terkecil dan kedalaman air yang paling dangkal. Iklim pada daerah kutub utara ini adalah iklim kutub. Disini musim dingin akan berlangsung sangat lama, cuaca panas dengan suhu yang sejuk berlangsung sangat singkat.
Daerah kutub dihuni oleh masyarakat suku eskimo. Di lingkaran Artik terdapat beberapa kota berpenduduk seperti Barrow di Alaska, Tromso, Norwegia, serta Muraman dan Salekhaard, Russia. Kutub utara memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan dengan kutub selatan. Hal ini menyebabkan  lebih banyak ekosistem yang berada di kutub utara dibandingkan dengan kutub selatan.
Isu pemanasan global atau sering disebut global warming telah merebak di kalangan masyarakat sejak kurang lebih 50 tahun lalu. Para ilmuwan berargumentasi bahwa apabila kondisi ini terus berlangsung, maka dapat diprediksi beberapa puluh tahun lagi kita tidak akan mengenal planet bumi ini sama dengan bumi yang kita huni sekarang.
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata peningkatan kadar CO2 dalam udaralah yang memicu munculnya peristiwa pemanasan global. Hal ini diklaim sudah terjadi semenjak revolusi industri merebak di Inggris              pada abad 18, yang diawali dengan penemuan mesin uap oleh James Watt. Pada waktu itu, pembakaran batu bara sebagai sumber energi mesin uap ternyata juga melepaskan gas CO2 yang sangat banyak ke udara bebas. Bahkan sampai saat ini pelepasan kadar CO2 di udara bebas semakin meningkat meskipun telah banyak upaya untuk mengurangi kadar CO2 diudara.

B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.     Peningkatan kadar CO2 dapat merusak lingkungan
2.     Pemanasan global dapat mengganggu keseimbangan lingkungan
3.     Terganggunya ekosistem di daerah Kutub Utara
4.     Pengaruh pemanasan global terhadap ekosistem di Kutub Utara
5.     Upaya untuk mengatasi pemanasan global

C.    Pembatasan Masalah
Dari diidentifikasi masalah yang terpapar di atas diperoleh gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka saya perlu memberi batasan masalah secara jelas dan terfokus. Selanjutnya masalah yang menjadi objek penelitian dibatasi hanya pada analisis pengaruh pemanasan global terhadap ekosistem di Kutub Utara dan upaya untuk mengatasinya.

D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, beberapa masalah yang mendasari pembuatan karya ilmiah ini antara lain :
1.      Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh pemanasan global terhadap ekosistem di daerah Kutub Utara?
2.      Apa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global?
E.     Tujuan Penelitian
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan supaya dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, secara spesifik tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh pemanasan global terhadap ekosistem didaerah kutub utara.
2.      Untuk mengetahui upaya-upaya mengatasi pemanasan global.

F.     Manfaat Penelitian
1.      Manfaat bagi siswa     :
a.       Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan alam khususnya dalam bidang biologi dan geografi.
b.      Dapat mengetahui apa penyebab dan pengaruh pemanasan global terhadap ekosisem di kutub utara.
c.       Dapat berpartisipasi utuk mengurangi pemanasan global.

2.      Manfaat bagi masyarakat         :
a.       Dapat mendukung upaya mengurangi pemanasan global khususnya di kutub utara.
b.      Dapat berpartisipai aktif dalam upaya mengurangi dampak pemanasan global.


BAB II
KAJIAN TEORI

1.      Pengertian Ekosistem

Ekosistem ialah setiap unsur yang berada di suatu daerah tertentu yang berhubungan dan saling mempengaruhi lingkungan fisik sehingga terjadilah aliran energy dan mater yang terjadi di dalam suatu system. Suatu ekosistem mempunyai ciri sebagai berikut :

o Memiliki sumber energy yang konstan, umumnya cahaya matahari atau panas bumi.

o Populasi makhluk hidup mampu menyimpan energy dalam bentuk materi organic.

o Terdapat daur materi yang berkesinambungan antara populasi dan lingkungannya.

o Terdapat aliran energy dari satu tingkat ketingkat lainnya

Sehingga dapat dikatakan bahwa daerah Kutub Utara juga terdapat ekosistem, karena di daerah Kutub Utara memenuhi ciri-ciri dari ekosistem yang telah dipaparkan diatas.




2.      Komponen Ekosistem Kutub Utara
Komponen-komponen pembentuk ekosistem di Kutub Utara adalah :
1.      Komponen hidup (biotik)
Komponen biotik merupakan bagian hidup dari lingkungan, termasuk seluruh populasi yang berinteraksi dengannya. Komponen biotik dapat dibagi berdasarkan fisiknya, yaitu :
a.       Produsen, yaitu semua makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri, seperti  tanaman berklorofil dan ikan.
b.      Konsumen, yaitu semua makhluk hidup yang bergantung pada produsen sebagai sumber energinya. Berdasarkan jenis makanannya, konsumen di daerah Kutub Utara dibagi   menjadi :
o   Herbivore (pemakan tumbuhan), contohnya rusa caribou, musk ox (lembu musk), marmot lemming, kelinci arktik, dll.
o   Karnivora (pemakan hewan), contohnya beruang kutub, anjing laut putih, cerpelai, walrus, dll.
o   Omnivore (pemakan tumbuhan dan hewan), contohnya masyarakat suku eskimo, burung hantu salju, dll.
c.       Decomposer (pengurai), yaitu semua makhluk hidup yang memperoleh nutrisi dengan cara menguraikan senyawa-senyawa organic yang berasal dari makhluk hidup yang telah mati.
2.      Komponen tak hidup (abiotik)
Komponen abiotik merupakan semua bagian tak hidup dari ekosistem. Peranan kompponen abiotik untuk makhluk hidup adalah sebagai berikut :
a.       Kemampuan organisme untuk hidup dan berkembang biak bergantung pada beberapa faktor fisika dan kimia lingkungannya.
b.      Sebagai faktor pembatas, faktor yang membatasi kehidupan organisme. Contohnya adalah kurangnya intensitas cahaya matahari, sehingga tidak semua makhluk hidup dapat hidup di Kutub Utara.
Komponen abiotik di ekosistem daerah Kutub Utara diantaranya :
a.       Padat (es dan kayu)
b.      Cair (air dan mineral)
c.       Gas (cahaya matahari, suhu, dan oksigen)

3.      Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global (Inggris: global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C   (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

4.      Penyebab Pemanasan Global

1.      Efek rumah kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer Bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metanayang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

2.      Efek umpan balik

Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut diudara, kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke empat.

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.

Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagicsehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

 

5.      Dampak Pemanasan Global di Kutub Utara

1.      Iklim mulai tidak stabil

Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya merupakan gletser, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.



2.      Gangguan ekologis

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang hidup di daerah kutub utara mungkin tidak mampu lagi bertahan karena habitatnya terlalu hangat. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem dan pergeseran rantai-rantai makanan yang akan berdampak pada punahnya spesies-spesies di Kutub Utara.


6.       Upaya Mengatasi Pemanasan Global
1.       Cara mengatasi dengan melakukan pencegahan
a.       Mengawasi penebangan hutan
Hutan yang ditumbuhi dengan pepohonan yang lebat dan tinggi akan memberikan banyak manfaat untuk kita, seperti terhindar dari bencana banjir dan terjadinya erosi. Selain itu, pohon adalah makhluk yang berperan penting dalam memberikan supply oksigen bagi manusia dan hewan. Jika pohon ditebang, maka kadar CO2 atau karbondioksida akan lebih mendominasi udara kita dibandingkan dengan oksigen O2. Jika itu terjadi, maka peningkatan suhu bumi akan terjadi sangat cepat. Untuk itu perlu dibentuk lembaga yang khusus mengawasi penebangan pohon agar bisa meminimalisir penebangan liar.
b.       Menanam pohon
Saat ini peran pemerintah dan lembaga lingkungan perlu menggalakkan kegiatan menanam pohon untuk kebaikan bumi kita beberapa puluh tahun kedepan. Karena proses penanaman pohon ini tidak akan langsung terasa manfaatnya dalam beberapa tahun kedepan.

2.       Cara mengatasi dengan merubah kebiasaan
a.       Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor
Kebiasaan menggunakan kendaraan bermotor ternyata memberikan dampak negatif terhadap alam khususnya udara. Kendaraan bermotor mengeluarkan polusi sebagai output dari bahan bakar mesin. Polusi ini berupa CO2 yang berpeluang menjadikan suhu bumi semakin panas. Apabila pengunaannya semakin sedikit maka semakin kecil peluang terjadinya pemanasan global.
b.      Mengurang penggunaan lampu disiang hari
Lampu yang dinyalakan apalagi pada siang hari akan membuat panas bumi semakin meningkat. Memang cukup sepele, tetapi jika seluruh panas lampu dikumpulkan dari setiap penduduk bumi, maka semakin banyak panas yang dapat mengakibatkan meningkatnya pemanasan global.



BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dengan tahap persiapan, studi pustaka, dan penyusunan laporan. Penelitian ini memerlukan waktu selama 2 minggu dimulai dari tanggal 22 Desember 2014 – 4 Januari 2015.

B.     METODE PENGUMPULAN DATA
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini     adalah :
1.      Studi pustaka mengenai ekosistem dan dampak-dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global.
2.      Literature, yaitu pencarian informasi lain dari internet mengenai kehidupan di Kutub Utara.


C.    DAFTAR PUSTAKA